Hari rabu tanggal 20 mei 2009 saya dapat undangan dari Kakak (Bpk Abdus Sukur) yang mau menikahkan anaknya. Bpk Abdus Syukur adalah suami dari kakak istri saya Ibu Siti Aminah (alm) yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Anak dari pak syukur jumlahnya 7 orang yang tertua dan termuda laki-laki sedangkan yang tengah semuanya perempuan.Yang mau nikahan ini adalah anak yang nomor 5. calon suaminya adalah orang dekat situ saja yaitu merakurak katanya sih kerja di pabrik semen bagian mesin. Perjalanan dari salatiga - semarang masih sering saya lakukan kayaknya nggak ada istimewanya karena masih sering saya lakukan. Tak ada perubahan yang berarti. tapi perjalanan semarang - Tuban wah ini sangat banyak ceritanya. Mengapa? karena sudah lama sekali saya tidak pergi kejawa timur. lama sekali saya tidak melewati jalan pantura yang penuh dengan pemandangan pantainya yang indah. rasanya ingat kenangan lama waktu pertama kali saya dengan pak edi (ust. faqih) dari semarang berangkat ke TUban untuk berkenalan dengan calon Istri (dulu) sekarang sudah menjadi istri saya yang sudah menghasilkan 4 orang anak. Jalan semarang - Tuban sudah banyak perubahannya, memang saya orangnya nggak suka bepergian jauh. saya lebih seneng duduk didepan komputer membaca artikel, atau utak utik program aplikasi dari pada bepergian yang banyak butuh biaya. jalan semarang - tuban baru banyak pembenahan. banyak jalan yang baru dibongkar aspalnya. tampaknya mau diganti dengan jalan beton dari semen. diperjalanan saya bertemu dengan Bapak-bapak katanya dari Bangil kalau gak salah dia naik bus dari kudus. dia banyak cerita tentang pengalamannya di Arab, tentang bisnisnya, tentang organisasi keagamaan yang ada dilingkungan sekitar tempat ia tinggal dll. sampai tak terasa bus sudah masuk di wilayah Tuban. saya sedikit bingung karena ternyata terminal tuban sudah pindah di tengah pantai. biasanya saya kalau naik bus berhenti di Terminal kemudian langsung naik angkot atau naik becak sampai dirumah. setelah terminal pindah ketengah pantai saya jadi bingung angkot nggak ada becak nggak ada trus saya mau pulang naik apa. akhirnya saya putuskan untuk turun di Alun-alun TUban, pikir saya dari sana nanti saya bisa naik angkot. eh ternyata angkot yang melewati rumah ternyata gak ada akhirotu saya telpon keponakan untuk dijemput dengan sepeda motor. nggak lama kemudian sampailah keponakan dengan sepeda motor dan nganterku sampai dirumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar