Rabu, 02 Desember 2009

Meminang Bidadari


"Dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari cantik bermata jeli.”
(QS Ath-Thuur 20)

Pernahkah suatu ketika dalam hidup ini, engkau membayangkan tentang keindahan? Atau mungkin mengidamkan sekali kenikmatan yang tiada tara? Bahkan juga merindukan agar abadi dalam keindahan dan kenikmatan yang luar biasa tersebut?

Renungi sejenak ayat di atas! Gambarkan keindahan itu perlahan-lahan. Sentuh kecantikan yang menguasai pikiran. Rasakan dorongan yang keluar dari perenungan itu. Nikmati alunan rindu yang menarikmu begitu kuat. Engkau pasti mengidamkan keindahannya. Engkau mustahil melupakan kecantikannya. Bahkan bisa jadi engkau akhirnya akan mencemooh dunia yang fana ini. Hampir pasti pula engkau akan tertawa melihat begitu banyak orang yang berjuang mati-matian untuk membela kefanaan itu.

Hati dan pikiranmu telah mencapai langit. Meski tubuhmu hadir di bumi. Engkau menjadi jiwa-jiwa perindu. Merindukan syurga dan segala kenikmatannya. Menanti datangnya bidadari cantik bermata jeli.

...

Di lembah tersebut, rasa rindu bergemuruh
Sang kekasih melihat bahwa kerinduan ini mendapat kemenangan
Demi Allah, betapa bahagianya para kekasih
Ketika Allah mengajak mereka berdialog dan memberi ucapan selamat kepada mereka ...

(Ibnu Qayyim Al Jauziyah, dalam kitab Tamasya ke Syurga)

Merindukan Istri Tercinta

Dalam kitab Mu’jam Thabrani, Imam Thabrani memasukkan sebuah hadits Rasulullah dari Ibnu Abbas, “Tatkala Allah menciptakan syurga Aden, maka Dia menciptakan di dalamnya apa yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak terbayang di benak manusia. Kemudian Allah berfirman kepada syurga Aden, ‘Silahkan bicara!’. Syurga Aden menjawab, ‘Seungguh beruntung orang-orang beriman’.”

Secara implisit dari hadits tersebut kita bisa menangkap betapa istimewanya syurga. Kalimat ‘tidak pernah dilihat, didengar, dan dibayangkan’ dapat kita pahami bahwa kenikmatan di dalam syurga memang sangat besar dan luas.

“Adakah di antara kalian yang merindukan syurga? Karena syurga tidak bisa dibayangkan. Syurga, demi Allah, adalah cahaya yang kemilau. Ia adalah aroma yang semerbak. Ia adalah istana megah. Ia adalah buah-buahan yang ranum. Ia adalah sungai yang mengalir. Ia adalah istri yang menawan lagi mempesona. Ia adalah perhiasan yang banyak. Di tempat yang abadi dan negeri yang aman. Ia adalah buah-buahan, sayur-sayuran, dan kemolekan di tempat yang tinggi dan nikmat.”

Rasulullah saw pada hadits ini memprovokasi dan memotivasi para sahabat dengan kenikmatan-kenikmatan syurga. Beliau saw menggunakan kalimat-kalimat yang memesona hati, menggelitik keinginan dan menggugah iradah (kemauan) para sahabat sehingga kerinduan mereka pada syurga memuncak dan memadati seluruh relung jiwa mereka.

Allah swt pun telah menggambarkan kenikmatan dan keindahan yang begitu menghebohkan itu. Dia memberi gambaran dengan cara memadukan kenikmatan fisik alam bentuk keindahan syurga dan segala isinya dengan kebahagiaan jiwa. Dimana Allah menghadirkan dalam bentuk istri-istri yang suci. Lebih dari itu, Allah melukiskan keindahan dan kecantikanm bidadari-bidadari secara DETAIL DAN SEMPURNA.

”Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik”(QS Ar Rahmaan 70). Ini gambaran yang jelas tentang bidadari. Mereka adalah makhluk yang cantik dan bagus akhlaqnya. Mereka bukanlah makhluk yang sombong dengan kecantikannya. Tidak pernah berselingkuh dengan makhluq lain. Mereka tidak memanfaatkan kecantikannya untuk perbuatan nista, sebagaimana yang terjadi pada sebagian kecil wanita di dunia.

Mereka mengabdikan diri hanya bagi suami mereka kelak, para raja di syurga kelak. Sebab semua penghuni syurga adalah raja. Para bidadari senantiasa menundukkan pandangan kecuali kepada suami mereka, ”Di dalam syurga ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangan mereka...” (QS Ar Rahman 56).

Bidadari adalah makhluq yang suci yang dipingit di kemah-kemah syurga yang terbuat dari mutiara lu’lu. ”(bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit di dalam kemah.” (QS Ar Rahman 72).

Mereka terfokus hanya kepada suami mereka dan tidak tertarik kepada lelaki lain. Mereka hanya memberikan cinta dan hatinya kepada suami mereka. Lebih dari itu, mereka adalah mekhluk yang belum pernah sekalipun disentuh oleh manusia atau jin. Allah swt berfirman, ”Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS Ar Rahman 56).

Adalah sebuah penegasan kepuasan terhadap suami-suami mereka. Jujur, bahwa kepuasan seorang lelaki terhadap seorang perempuan yang tidak pernah disentuh oleh siapapun, jelas memberikan makna yang terdalam baginya. Begitu juga bagi perempuan tersebut, itulah kepuasan yang paling nyata dalam cinta.

”Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya, (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan..” (QS Waqiah 35-38)

Siapa yang tidak tertarik dengan ayat-ayat yang menggoda hati ini? Pastinya hanya orang yang tertutup telinga dan buta mata hatinya. Bayangkan! Allah memilih kalimat-kalimat yanmg lugas dan jelas sebagaiu pemikat manusia agar ia memilih jalan kanan.

Perawan, kaya cinta, dan sebaya umurnya!

Para ahli tafsir mengartikan ‘urubu (bentuk tunggal dari ‘uruban) dengan wanita yang sangat mencintai suaminya, sayang kepadanya, manja kepadanya, selalu bersolek dan bergaya kepadanya, membuat suaminya cinta kepadanya, membuat nafsu syahwat suami bergejolak kepadanya, dan membuat suaminya merapikan diri untuknya.

Singkat kata, sebagaimana ucapan Imam Bukhari dalam Shahih-nya, ‘uruban adalah yang membuat suaminya betah di rumah.

Ck..ck..ck.. subhanallah walhamdulillah

Bergegas meminang bidadari

“’Wahai Rasulullah, manakah yang lebih baik antara wanita-wanita dunia dengan bidadari yang bermata jelita?’ Jawab Rasulullah saw, ‘ wanita-wanita dunia lebih baik dari bidadari bermata jeli sebagaimana bagian luar lebih baik dari bagian dalam. Mereka lebih baik karena shalatnya, puasanya, dan ibadahnya kepada Allah swt. Allah memberikan cahaya yang bersinar pada raut muka mereka dan mengenakan pakaian sutra pada badan mereka, warna kulit mereka adalah putih, pakaian mereka berwarna hijau, perhiasan mereka berwarna kuning, pedupaan mereka adalah mutiara. Sisir-sisir mereka adalah emas, mereka berkata, ‘kami hidup terus dan tidak mati. Kami senang selamanya, dan tidak menderita lagi. Kami berada di syurga ini selama-lamanya dan tidak pinah daripadanya. Kami selalu ridha dan tidak cemberut selama-lamanya. Berbahagialah bagi siapa saja yang memiliki kami dan ia menjadi milik kami..” (HR Thabrani dalam Mu’jam Thabrani)

Inilah pemuliaan yang nyata bagi para muslimah. Mereka tak lain adalah bidadari-bidadari yang paling cantik, paling indah, dan paling berharga. Mereka adlah mutiara yang tersimpan. Mereka sebaik-baik perhiasan yang menakjubkan mata. Mereka semanis-manis pesona bagi hati. Beribu salam penghormatan bagi mereka semua, wanita-wanita shalihah itu.

Epilog

Wahai yang memanggil dan mencari bidadari
Persiapkanlah maskawin selagi engkau mampu untuk itu
Jadikan puasamu sebagai bekal pertemuan
Malam pertama adalah malam fitri seusai Ramadhan
Harapkan keindahan an kecantikannya yang memikat
Hampirilah sang kekasih, jangan kau terlambat...

(Bait syair dalam kitab Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah)

Jadi, sudah siapkah dirimu meminang bidadari ?


taken from Al Izzah No. 11/Th.4/1-31 januari 2005
sumber : FB catatan Gus Nuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar